About me

Bogor, Jawa Barat, Indonesia

Minggu, 12 Januari 2014

Kenalakan Remaja

Kenalakan Remaja
Remaja, pada saat masa itulah orang-orang lagi masa mencari jati diri dan rasa penasaran yang sangat tinggi. Kenalakan remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang dari norma-norma hukum pidana yang dilakukan oleh remaja. Perilaku tersebut akan merugikan dirinya sendiri dan orang-orang sekitarnya
Para pakar pendidikan berpendapat bahwa remaja adalah mereka yang berusia 13-18 tahun. Pada usia tersebut, seseorang sudah melampaui masa kanak-kanak, namun masih belum cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa.
1.      Bentuk-bentuk kenakalan remaja meliputi:

·        Kenakalan yang menimbulkan korban fisik pada orang lain: perkelahian, perkosaan, perampokan,  pembunuhan, dan lain-lain. 
·        Kenakalan yang menimbulkan korban materi: perusakan, pencurian, pencopetan, pemerasan, dan lain-lain. 
·        Kenakalan sosial yang tidak menimbulkan korban di fihak orang lain: pelacuran, penyalahgunaan obat. 
·        Kenakalan yang melawan status, misalnya mengingkari status anak sebagai pelajar dengan cara membolos, mengingkari status orang tua dengan cara minggat dari rumah atau membantah perintah mereka 
·        Kenakalan Remaja Non Kriminal

Yang mengalami masalah jenis ini cenderung tertarik pada kesenangan-kesenangan yang sifatnya menyendiri, apatis terhadap kegiatan masyarakat atau sekolah. Remaja ini suka mengasingkan diri, menghindarkan diri dari kegiatan yang menumbuhkan kontak dengan orang lain. Perasaannya sangat peka dan mudah terluka, cepat tersinggung dan membesar-besarkan kekurangannya sendiri, dengan gejala umum sering menyendiri, melamun, apatis tidak bergairah, sangat mudah tersinggung, sangat mudah panik, sangat mudah bingung sehingga cenderung menjadi peminum, pemabuk, penghisap candu, narkotika, menjadi morfinis dan sebagainya, bahkan tega untuk bunuh diri. 

2.      Faktor-faktor Kenakalan Remaja, antara lain:
·        Faktor internal:
Krisis identitas: Perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja memungkinkan terjadinya dua bentuk integrasi. Pertama, terbentuknya perasaan akan konsistensi dalam kehidupannya. Kedua, tercapainya identitas peran. Kenakalan ramaja terjadi karena remaja gagal mencapai masa integrasi kedua.
Kontrol diri yang lemah: Remaja yang tidak bisa mempelajari dan membedakan tingkah laku yang dapat diterima dengan yang tidak dapat diterima akan terseret pada perilaku ‘nakal’. Begitupun bagi mereka yang telah mengetahui perbedaan dua tingkah laku tersebut, namun tidak bisa mengembangkan kontrol diri untuk bertingkah laku sesuai dengan pengetahuannya.
·        Faktor eksternal:
Keluarga dan Perceraian orangtua, tidak adanya komunikasi antar anggota keluarga, atau perselisihan antar anggota keluarga bisa memicu perilaku negatif pada remaja. Pendidikan yang salah di keluarga pun, seperti terlalu memanjakan anak, tidak memberikan pendidikan agama, atau penolakan terhadap eksistensi anak, bisa menjadi penyebab terjadinya kenakalan remaja, teman sebaya yang kurang baik dan Komunitas/lingkungan tempat tinggal yang kurang baik.

3.      Pencegahan dan Penanganan Kenakalan Remaja

Usaha-usaha pencegahan kenakalan remaja dapat dilakukan dengan cara moralitas maupun abolisionalistis. Cara moralistis menekankan pada upaya pembentukan dan pembinaan moral dan mental remaja, yang dapat dilakukan melalui penyuluhan kesadaran hukum bagi anak dan remaja, penanaman rasa tanggungjawab sosial, penanaman kesadaran beragama dan penyuluhan tentang sebab-musabab kenakalan remaja. Cara ablisionalitis dalam pencegahan kenakalan remaja dilakukan dengan mengurangi sebab-sebab yang mendorong anak remaja melakukan perbuatan delinkuen. Selain itu upaya pencegahan kenakalan remaja juga dapat dilakukan dengan cara berusaha mengerti pribadi anak dan minatnya serta memberikan cinta kasih yang simpatik. Kesimpulannya kenakalan remaja sebagai perilaku yang melanggar norma-norma yang ada dalam masyarakat, dan biasanya dilakukan oleh anak remaja yang berusia 16-18 tahun. Minimnya pengawasan orang tua beserta para guru dan masyarakat umum menyebabkan remaja melakukan perbuatan yang negatif. Jadi, saran yang baik buat anak remaja itu adalah Dibutuhkan pendekatan yang baik terhadap remaja  yang diawali dari keluarga, sekolah dan masyarakat umum, sehingga remaja tidak termotivasi untuk melakukan hal-hal yang negatif.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar