Sejarah
Museum Zoologi
Berdirinya
Museum Zoologi merupakan gagasan dari J. C. Koningsberger, seorang ahli botani
berkebangsaan Jerman yang menetap di Belanda. Pada awal pembangunannya tahun
1894, tempat ini berfungsi sebagai laboratorium zoologi yang menjadi wadah
penelitian yang berkaitan dengan pertanian dan zoologi, meliputi kegiatan
inventarisasi fauna Indonesia dengan nama Landbouw Zoologisch Laboratorium. Seiring
dengan perkembangannya.



Bidang zoologi telah mengembangkan
koleksi binatang awetan dan binatang hidup untuk penelitian ilmiah. Koleksi
ilmiah untuk kepentingan penelitian meliputi beberapa kelompok sebagai berikut
:
1.
Mamalia. Terdiri dari berbagai jenis
binatang menyusui yang dukumpulkan dari berbagai kepulauan di Indonesia. Jumlah
koleksi 650 jenis, terdiri dari 30.000 contoh binatang (spesimen).
2.
Ikan. Berbagai jenis ikan yang menjadi
kekayaan koleksi terdiri dari 12.000 jenis yang diwakili olej 140.000 contoh
binatang.
3.
Burung. Dikumpulkan dari wilayah Indonesia
Timur dan Barat. Jumlah seluruhnya 1.000 jenis, meliputi 30.762 contoh
binatang.
4.
Reptil
dan Amphibi.
Di daerah tropis, terutama di Indonesia jumlahnya tidak banyak. Koleksi yang
tersimpan tercatat 763 jenis, diwakili oleh 19.937 contoh.
5.
Moluska. Kekayaan koleksi moluska Indonesia
tercatat 959 jenis yang diwakili oleh 13.146 contoh.
6.
Serangga. Adalah kelompok binatang yang
paling banyak jumlahnya. Koleksi serangga tercatat 12.000 jenis, diwakili
2.580.000 contoh spesimen.
7. Invertebrata Lain. Terdiri dari jenis-jenis
invertebrata bukan moluska dan serangga. Koleksi yang terkumpul ada 700 jenis
diwakili oleh 1.558 contoh.
Jumlah koleksi yang dipamerkan di
pameran Museum Zoologi Bogor meliputi 3,5% jumlah jenis fauna yang terdapat di
Indonesia, dan hanya 0,05% contoh binatang yang dimiliki oleh Bidang Zoologi,
Pusat Penelitian Biologi – LIPI. Seperti yang terlihat pada tabel di bawah ini
:
No
|
Kelompok
|
Jenis
|
Contoh
|
1
|
Burung
|
211
|
291
|
2
|
Mamalia
|
88
|
123
|
3
|
Reptil
& Amphibi
|
92
|
102
|