About me

Bogor, Jawa Barat, Indonesia

Selasa, 10 November 2015

Tugas 2

A.    Ucapan dan Ejaan
·         Arti Ucapan
Bahasa Indonesia bagi sebagian besar penuturnya adalah bahasa kedua. Para penutur yang berbahasa Indonesia, bahasa Indonesia mereka terpengaruh oleh bahasa daerah yang telah mereka kuasai sebelumnya. Pengaruh itu dapat berkenaan dengan semua aspek ketatabahasaan. Pengaruh yang sangat jelas ialah dalam bidang ucapan. Pengaruh dalam ucapan itu sulit dihindarkan dan menjadi ciri yang membedakan ucapan penutur bahasa Indonesia dari daerah satu dengan daerah yang lain. Sering dengan mudah kita dapat menentukan daerah asal seorang penutur berdasarkan ucapan bahasa Indonesianya.
·         Ejaan
Ejaan ialah keseluruhan sistem dan peraturan penulisan bunyi bahasa untuk mencapai keseragaman. Ejaan Yang Disempurnakan adalah ejaan yang dihasilkan dari penyempurnaan atas ejaan-ejaan sebelumnya. Ejaan yang disempurnakan (EYD) mengatur:
1.         Pemakaian huruf
Ø  Huruf abjad
Huruf abjad yang terdapat di dalam Bahasa Indonesia adalah:
A, B, C, D, E, F, G, H, I, J, K, L, M, N, O, P, Q, R, S, T. U, V, W, X, Y dan Z
Ø  Huruf vocal
Huruf vocal yang terdapat di dalam Bahasa Indonesia adalah:
A, I, U, E dan O
Ø  Huruf konsonan
Huruf konsonan yang terdapat di dalam Bahasa Indonesia adalah:
B, C, D, F, G, H, J, K, L, M, N, P, Q, R, S, T, V, W, X dan Z
Ø  Huruf diftong
Didalam bahasa Indonesia terdapat diftong yang dilambangkan dengan ai, au dan oi
Ø  Gabungan huruf konsonan
Di dalam bahasa Indonesia terdapat empat gabungan huruf yang melambangkan konsonan,  yaitu; kh,ng, ny, dan sy. Masing-masing melambangkan satu bunyi konsonan.
2.         Pemakaian Huruf Kapital dan Huruf Miring
Ø  Huruf Kapital atau Huruf Besar
Huruf Kapital dipakai sebagai huruf pertama pada awal kalimat, petikan langsung, ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan, nama gelar kehormatan, unsur nama jabatan, nama orang, nama bangsa, suku, tahun, bulan, nama geografi, dll.
Ø  Huruf Miring
Huruf Miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah, surat kabar, yang dikutip dalam tulisan, nama ilmiah atau ungkapan asing, dan untuk menegaskan huruf, bagian kata, atau kelompok kata.
3.         Penulisan Kata
§  Kata Dasar, Kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan
§  Kata Turunan, Kata turunan (Imbuhan)
§  Bentuk Ulang, Bentuk kata Ulang ditulis hanya dengan tanda penghubung (-)
§  Gabungan Kata, Gabungan Kata yang dianggap senyawa ditulis serangkai
§  Kata Ganti ku, mu, kau dan nya, ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya
§  Kata Depan di, ke, dan dari, Kata Depan di dan ke ditulis terpisah
§  Kata si dan sang, kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya
§  Partikel, Partikel per yang berarti tiap-tiap ditulis terpisah
4.         Singkatan dan Akromnim
Singkatan ialah bentuk istilah yang tulisannya diperpendek terdiri dari huruf awalnya saja, menanggalkan sebagian unsurnya atau lengkap menurut lisannya, Contoh : NKRI, cm,  lab. Akronim adalah singkatan yang berupa gabungan huruf awal, suku kata, ataupun gabungan kombinasi huruf dan suku kata. Contoh : rudal ( peluru kendali ), tilang ( bukti pelanggaran )
5.         Angka dan Lambang Bilangan
Penulisan angka dan bilangan terdiri dari beberapa carai, yaitu:
Ø  Berasal dari satuan dasar Sistem Internasional, contoh:
Arus Listrik. Dituliskan A = Ampere
Ø  Menyatakan tanda decimal, contoh:
3,05 atau 3.05
6.         Penulisan Unsur Serapan
Penulisan unsur serapan pada umumnya mengadaptasi atau mengambil dari istilah bahasa asing yang sudah menjadi istilah dalam bahasa Indonesia. Contoh : president menjadi presiden
7.         Pemakaian Tanda Baca
Pemakaian Tanda Baca teridiri dari tanda (.), (,), (-), (;), (:) dan (“)
8.         Pedoman Umum Pembentukan Istilah
Pembentukan istilah asing yang sudah menjadi perbendaharaan kata dalam bahasa Indonesia mengikuti kaidah yang telah ditentukan, yaitu:
Ø  Penyesuaian Ejaan
Contoh: ae jika tidak bervariasi dengan e, tetap e, aerosol tetap aerosol
Ø  Penyesuaian Huruf Gugus Konsonan
Contoh: flexible menjadi fleksibel
Ø  Penyesuaian Akhiran
Contoh: etalage menjadi etalase
Ø  Penyesuaian Awalan
Contoh: Amputation menjadi amputasi
9.         Gaya Bahasa
Gaya bahasa ialah penggunaan kata kiasan dan perbandingan yang tepat untuk mengungkapkan perasaan atau pikiran dengan maksud tertentu. Gaya bahasa berguna untuk menimbulkan keindahan dalam karya sastra atau dalam berbicara. Gaya bahasa disebut juga majas.
Ø  Gaya Bahasa Simbolik adalah gaya bahasa yang menggunakan perbandingan simbol benda, lambang, binatang atau tumbuhan.
Contoh: Lintah darat harus dibasmi (Lintah darat adalah simbol pemeras, rentenir atau pemakan riba)
Ø  Gaya Bahasa Hiperbola adalah gaya bahasa yang menyatakan sesuatu secara berlebihan
Contoh: tawanya menggelegar hingga membelah bumi
(Sumber: http://edigunawan01.blogspot.com/2013/04/ucapan-dan-ejaan-bahasa-indonesia.html)
B.     Kata dan Pilihan Kata
·         Pengertian Kata
Kata adalah kumpulan beberapa huruf yang memiliki makna tertentu. Dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) kata adalah unsur bahasa yang diucapkan atau dituliskan yang merupakan perwujudan suatu perasaan dan pikiran yang dapat dipakai dalam berbahasa. Dari segi bahasa kata diartikan sebagai kombinasi morfem yang dianggap sebagai bagian terkecil dari kalimat. Sedangkan morfem sendiri adalah bagian terkecil dari kata yang memiliki makna dan tidak dapat dibagi lagi ke bentuk yang lebih kecil.
(Sumber: https://id.wikibooks.org/wiki/Subjek:Bahasa_Indonesia/Materi:Kata)
·         Pengertian Pilihan Kata
Pilihan Kata dapat diartikan sebagai Diksi, pengarang untuk menggambarkan sebuah cerita. Diksi bukan hanya berarti pilih memilih kata melainkan digunakan untuk menyatakan gagasan atau menceritakan peristiwa tetapi juga meliputi persoalan gaya bahasa, ungkapan-ungkapan dan sebagainya. Gaya bahasa sebagai bagian dari diksi yang bertalian dengan ungkapan-unkapan individu atau karakteristik, atau memiliki nilai artistik yang tinggi.
Diksi dalam arti aslinya dan pertama, merujuk pada pemilihan kata dan gaya ekspresi oleh penulis atau pembicara. Arti kedua “diksi” yang lebih umum digambarkan dengan enunsiasi kata seni berbicara jelas sehingga setiap kata dapat didengar dan dipahami hingga kompleksitas dan ekstrimitas terjauhnya. Arti kedua ini membicarakan pengucapan dan intonasi daripada pemilihan kata dan gaya.
(Sumber : http://imstuff-it.blogspot.co.id/2014/10/diksi-atau-pemilihan-kata.html)
·         Makna Kata
Pengertian makna kata adalah maksud yang terkandung serta tersimpul dari suatu kata. Contoh sederhananya adalah kata rumah, kata rumah memiliki makna tempat tinggal. Jadi setiap kata itu selalu terhubung dan saling berkaitan dengan suatu hal, bisa berkaitan dengan benda, ataupun berkaitan dengan suatu aktifitas, peristiwa, maupun keadaan.
Apabila ada suatu kata yang  tidak bisa dihubungkan dengan sebuah benda, keadaan, peristiwa, ataupun aktifitas, maka kata tersebut tidak memiliki makna. Contohnya katalamigedasot, kata tersebut penulis karang dengan asal mengetik saja, dan kita tidak bisa menghubungkan kata tersebut baik dengan benda, peristiwa, ataupun keadaan, maka kata tersebut tidak memiliki makna.
(Sumber: http://media-online.id/2014/09/pengertian-makna-kata-dan-jenis-jenisnya.html)
·         Struktur Leksikal
Yang dimaksud dengan struktur leksikal adalah bermacam-macam pertalian semantik yang terdapat di dalam kata.
Ø  Polisemi
Seperti terlihat dalam contoh yang lalu, satu kata mungkin mempunyai arti lebih dari satu. Di antara arti-arti itu masih ada hubungan, meskipun hanya sedikit atau hanya bersifat kiasan. Kata angin misalnya dalam arti gramatikal masih dapat dicari hubungannya dengan yang bermakna leksikal. Kata-kata yang dapat memiliki bermacam-macam arti demikianlah yang disebut dengan polisemi. Poli berarti banyak, semi berarti tanda.
Ø  Homonimi
Apabila dalam polisemi kita berbicara mengenai satu kata yang mempunyai beberapa arti, maka dalam homonimi kita memperoleh kenyataan lain bahwa yang menyangkut dua kata atau lebih yang berlainan makna, tetapi mempunyai bentuk yang sama (homograf) atau mempunyai bunyi yang sama (homofon). Dalam polisemi kita hanya berhadapan dengan satu kata saja. Sedangkan dalam homonimi kita berhadapan dengan dua kata atau lebih.
Dalam homonimi seakan-akan kita berhadapan dengan satu kata yang mempunyai beberapa arti, tetapi arti yang satu dengan yang lain tidak mempunyai hubungan sama sekali. Dalam hal ini sebetulnya bukan satu kata melainkan beberapa kata (yang berlainan asal usulna) yang secara kebetulan mempunyai bentuk yang sama.
Ø  Sinonimi
Sinonimi atau lebih dikenal dengan istilah sinonim yaitu kata-kata yang bentuknya berbeda tetapi artinya sama. Kata sinonim berasal dari kata Yunani Kuno onoma yang berarti nama dan syn yang berarti dengan. Secara harfiah artinya adalahnama lain untuk benda yang sama.
Yang dimaksud sama dalam batasan ini tidak bersifat mutlak, sebab dalam pemakaian sehari-hari tidak ada dua kata yang benar-benar sama maknanya. Bahkan yang dikatakan sinonim itu mempunyai makna yang sama sekali berlainan.
Ø  Hiponimi
Antara sebuah kata dengan kata yang lain sering terdapat semacam relasi atas dan bawah, yang dalam ilmu bahasa disebut hiponimi. Karena ada tingkat atas dan bawah, maka kata yang berkedudukan sebagai kelas atas disebut superordinat dan dikelas bawah disebut hiponim. Contohnya bunga mawar, bunga dahlia, bunga kamboja, bunga melati. Mawar, dahlia, kamboja dan melati merupakan hiponim. Sedangkan Bunga adalah superordinatnya.
Dari Kamus Linguistik Harimurti Kridalaksana kita dapat memperoleh kejelasan bahwa hiponimi adalah hubungan dalam semantik antara makna spesifik dan makna generik. Makna generik yaitu unsur leksikal yang maknanya mencakup segolongan unsur.
Misalnya antara kucing, anjing, dan kambing di satu pihak dan hewan di pihak yang lainnya.  Kucing, anjing dan kambing disebut hiponim dari hewan; hewan disebut superordinat dari kucing, anjing dan kambing; kucing, anjing dan kambing disebut ko-hiponim.
Ø  Doblet
Ada kata-kata yang benar-benar sama asal usulnya dan dalam perkembangannya lalu ada yang berbeda bentuk maupun artinya. Jikalau sepatah kata timbul dan mempunyai dua varian, kemudian varian itu diberi arti yang berlainan, maka doblet ini bisa timbul.
Misalnya sajak dengan sanjak. Jabat dengan jawat. Negara dengan negeri dan sebagainya.
(Sumber: https://dioramakata.wordpress.com/2014/01/09/struktur-leksikal/)
C.     Kalimat Efektif
·         Pengertian Kalimat
Kalimat adalah satuan bahasa berupa kata atau rangkaian kata yang dapat berdiri sendiri dan menyatakan makna yang lengkap. Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran yang utuh, baik dengan cara lisan maupun tulisan. Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan dengan suara naik turun, dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir. Sedangkan dalam wujud tulisan berhuruf latin, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.) untuk menyatakan kalimat berita atau yang bersifat informatif, tanda tanya (?) untuk menyatakan pertanyaan dan tanda seru (!) untuk menyatakan kalimat perintah. Sekurang-kurangnya kalimat dalam ragam resmi, baik lisan maupun tertulis, harus memiliki sebuah subjek (S) dan sebuah predikat (P). Kalau tidak memiliki kedua unsur tersebut, pernyataan itu bukanlah kalimat melainkan hanya sebuah frasa. Itulah yang membedakan frasa dengan kalimat.
·         Hal-hal yang berhubungan dengan Kalimat
Hal yang berhubungan dengan kalimat efektif adalah Alinea. Alinea adalah satu kesatuan pikiran, satu kesatuan yang lebih tinggi dari sebuah kalimat .
Alinea merupakan himpunan yang saling berkaitan untuk membuat sebuah gagasan dari sang penulis. Dari pembentukan sebuah alinea harus mempunyai tujuan dimana sang penulis harus menceritakan idenya kedalam suatu cerita dan menegaskan perhatian secara wajar diakhir kalimat.
(Sumber: http://yourtraitor.blogspot.co.id/2013/11/kalimat-efektif.html)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar